Senin, 16 Januari 2012

100 juta??? bisnis???

Jika saya punya duit 100 juta, hmmmmm kira-kira bisnis apa yah yang akan saya buat???
Oke, mari kita jawab pertanyaan tersebut.
Andai saja saya memiliki uang 100 juta rupiah, saya akan mencoba membuka usaha baru berupa toko kelontong/toko yang menjual baran-barang sembako (sembilan bahan pokok), alasannya simple saja, peluang bisnis untuk usaha tersebut sangat besar meskipun sekarang sudah banyak minimarket maupun toko-toko sejenis, namun yang namanya kebutuhan pokok manusia pasti sesuatu yang wajib untuk dipenuhi.Semakin hari, pertambahan jumlah penduduk di negeri ini makin meningkat, maka kebutuhan akan bahn-bahan pokok pun terus meningkat.
Oke, setelah saya memaparkan alasan mengapa saya memilih untuk membuka usaha toko kelontong/toko sembako, sekarang saya paparkan mengenai pasar sasaran dari usaha saya tersebut. Sudah jelas bahwa kebutuhan pokok merupakan kebutuhan bagi setiap individu, mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa, maka pasar sasaran yang saya tuju adalah semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Dengan adanaya batasan-batasan etika dalam berbisnis, maka saya pun berusaha menjalankan bisnis tersebut secara beretika dengan tetap berpedoman pada norma-norma yang berlaku di masyarakat, menjalankan persaingan bisnis yang sehat dengan para kompetitor yang ada, dan yang pasti tidak akan berbuat kecurangan baik terhadap pelanggan, pemasok, maupun pesaing.

Kamis, 12 Januari 2012

CSR Pegadaian Santuni Tukang Sayur Keliling

Perum Pegadaian kembali melaksanakan program CSR yang bekerjasama dengan Lembaga Kemanusiaan ESQ dan didukung oleh Kementerian BUMN menyelenggarakan kegiatan program pemberian 100 set gerobak modern peduli tukang sayur senilai Rp. 574 juta.

Penyerahan secara simbolis Gerobak dilakukan oleh Yeti Mahmudin Yasin (Istri Wakil Menteri Negara BUMN), yang didampingi oleh Direktur Utama Perum Pegadaian Suwhono dan Ketua Dewan pengawas Pegadaian Cecep Sutiawan di Auditorium Langen Palikrama Kantor Pusat Pegadaian Jakarta.

Program yang didedikasikan untuk penjual sayur mayur keliling ini agar mempermudah pedagang untuk mendisplay dagangannya, selain membuat dagangannya lebih menarik juga akan membuat pembeli menjadi lebih nyaman berbelanja.

"Tahap I kami memberikan bantuan sebanyak 100 set gerobak untuk 100 pedagang sayur di wilayah Jabodetabek, apabila program ini dapat berjalan dengan baik, maka akan ditingkatkan dengan pendampingan atau bimbingan, maupun pemberian pinjaman untuk modal usaha," ungkap Direktur Utama Perum Pegadaian Suwhono di Jakarta, Rabu (28/12).

Menurut Suwhono, program ini bertujuan untuk mempertahanakan keberadaan pedagang agar tidak tidak tersingkir karena semakin banyaknya pasar modern yang semakin berkembang, selain itu sesuai dengan misi perusahaan untuk turut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan juga ikut menjaga kenyamanan, keindahan dan ketertiban kota.

Penerima gerobak sayur ini adalah penjual sayur keliling yang masih dijunjung, di kepala atau digendong dengan menggunakan bakul, penjual sayur keliling yang keadaan gerobak sudah rusak / tidak layak dan penjual sayur keliling yang mempunyai semangat tinggi untuk menjalankan usahanya.

Selama 2011, program CSR Perum Pegadaian yang telah dilakukan antara lain pemberian beasiswa, peningkatan kualitas guru, renovasi bangunan sekolah, penambahan sarana pendidikan seperti computer, sarana dan prasarana umum, fasilitas sosial serta lingkungan hidup.

"Sampai dengan akhir November 2011 kami telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 8,5 miliar," tutur Suwhono.

SUMBER : http://selaluonline.com/detail-2528-csr-pegadaian-santuni-tukang-sayur-keliling--.html

PROGRAM CSR PERUM PEGADAIAN TAHUN 2011

Pegadaian Alokasikan Rp50 miliar untuk Program CSR 2011
Direktur Utama Perum Pegadaian Suwhono mengatakan, perusahaannya memiliki kewajiban untuk ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana terdapat dalam misi Perum Pegadaian.
Kepedulian perusahaan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) yang merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan stakeholdernya, yaitu pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah, supplier, bahkan kompetitor.
"Melalui program CSR, Perum Pegadaian secara sukarela menyumbangkan sesuatu ke masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih bersih," ujar Suwhono, di kantornya, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (26/8).
Dia menjelaskan, selain menyelenggarakan mudik gratis bagi para nasabahnya, Program CSR Perum Pegadaian lainnya adalah di bidang kehidupan lainnya seperti pemberian beasiswa, peningkatan kualitas guru, renovasi bangunan sekolah, bantuan peralatan usaha bagi para pedagang kaki lima, pengobatan gratis, bantuan renovasi pasar kumuh, sarana ibadah, penanaman pohon pada hutan kota atau lahan tandus, serta dukungan melestarikan budaya Indonesia melalui bantuan kegiatan kesenian seperti dalang cilik dan sebagainya.
"Program lainnya seperti go entrepreneur, yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan muda. Dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia," katanya.

Menurut Suwhono, untuk menyelenggarakan program-program CSR tersebut, pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp50 miliar untuk tahun 2011 ini. "Untuk program CSR ini secara keseluruhan di atas Rp50 miliar," lanjutnya.

Dia menambahkan, sebagai upaya menambah motivasi dan memasyarakatkan program tanggung jawab sosial (CSR) Perum Pegadaian, disosialisasikan dengan brand "Pegadaian Terus Berbakti Untuk Negeri.

Mengenai Saya

Foto saya
saya seorang karyawati di sebuah perusahaan BUMN di Indonesia, selain bekerja, saya juga masih aktif sebagai mahasiswi di salah satu unuversitas swasta di Depok.